Arsitektur Biologis

Minggu, 06 November 2016

Nama:       Saskia Ramadhani Hadi

NPM:         26315414

Kelas:        1TB03

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Teknik Arsitektur
Tahun Ajaran 2015/2016

PENGERTIAN ARSITEKTUR BIOLOGIS

Arsitektur biologis secara umum adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan lingkungannya yang memperhatikan kesehatannya.

Istilah arsitektur biologis diperkenalkan oleh beberapa ahli bangunan, antara lain Prof. Mag.arch, Peter Schmid, Rudolf Doernach dan Ir. Heinz Frick. Arsitektur bilogis sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, sebab nenek moyang kita sudah menerapkan konsep dasar arsitektur biologis dengan membangun rumah adat di daerahnya masing masing tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.

Dalam merancang arsitektur biologis kita harus mengetahui pentingnya pendekatan ekologis seperti ramah lingkungan, menjaga kelangsungan ekosistem, menggunakan energi yang efisien, memanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui secara efisien, menekanan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan daur ulang dalam membangun lingkungan akan turut meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Contoh pekerjaan yang berdampak positif pada lingkungan:

Salah satu aplikasi bangunan yang indah di cina adalah lotus building. Dimana bangunan ini berbentuk bunga teratai.


(Exterior Lotus Building)


(Interior Lotus Building)

Bangunan ini dirancang untuk meminimalkan energi dengan lebih dari 2500 tumpukan panas bumi didorong melalui dasar danau buatan, seluruh luas air danau dan tanah dibawahnya untuk pra-keren(musim panas) dan pra-hangat ( musim dingin) yang sistem pendingin udara untuk kedua teratai dan bangunan 2 lantai di bawag danau. dan juga mode campuran ventilasi alammi menggunakan menguapkan pendinginan dari permukaan danau untuk mendorong cerobong termal dalam pod bunga utama.



Contoh pekerjaan yang berdampak negative pada lingkungan:

Banjirnya kota jakarta merupakan akibat dari sitem pembangunan-pembangunan di jakarta yang tidak memikirkan lingkungan, hal tersebut marupakan akibat dari lingkungan yang seharusnya merupakan daerah hijau atau daerah resapan air namun di jadikan gedung-gedung tinggi seperti apartemen, mall dan perkantoran banyak di jakarta sehingga tidak adanya tempat lagi untuk resapan air.
Contoh studi kasusnya ialah bangunan green arsitektur, yang tidak menciptakan tema green itu sendiri. Contohnya, bangunan di Kemang, yang seharusnya bangunan dibangun 20 % dan memiliki lahan terbuka hijau 80 %. Namun saat ini kemang menjadi kawasan area bisnis yang sensasional, yang hanya memiliki lahan terbuka hijau menjadi 20%, dan umumnya penuh dengan bentuk masif yang hanya mengejar estetika belaka.


(Pop Hotel Kemang)

Akibat dari pembangunan yang kurang memerhatikan lahan terbuka hijau dan lahan resapan air, menagakibatkan banjir pada kawasan lainnya yangpastinya merugikan lingkungan sekitarnya.


(Banjir Pop Hotel Kemang)

Sumber:

http://hendriologi.blogspot.co.id/2010/11/arsitektur-biologis-kontemporer.html
http://toplintas.com/lotus-building-bangunan-unik-bunga-teratai/