Nama: Saskia
Ramadhani Hadi
NPM: 26315414
Kelas: 1TB03
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Teknik Arsitektur
Tahun Ajaran 2015/2016
PENGERTIAN ARSITEKTUR BIOLOGIS
Arsitektur biologis secara umum adalah
ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan lingkungannya yang memperhatikan
kesehatannya.
Istilah arsitektur biologis
diperkenalkan oleh beberapa ahli bangunan, antara lain Prof. Mag.arch, Peter
Schmid, Rudolf Doernach dan Ir. Heinz Frick. Arsitektur bilogis sudah ada sejak
ribuan tahun yang lalu, sebab nenek moyang kita sudah menerapkan konsep dasar
arsitektur biologis dengan membangun rumah adat di daerahnya masing masing
tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.
Dalam merancang arsitektur biologis
kita harus mengetahui pentingnya pendekatan ekologis seperti ramah lingkungan,
menjaga kelangsungan ekosistem, menggunakan energi yang efisien, memanfaatan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui secara efisien, menekanan penggunaan
sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan daur ulang dalam membangun
lingkungan akan turut meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Contoh pekerjaan yang berdampak positif pada lingkungan:
Salah satu aplikasi bangunan yang
indah di cina adalah lotus building. Dimana bangunan ini berbentuk bunga
teratai.
(Exterior Lotus Building)
(Interior Lotus Building)
Bangunan ini dirancang untuk
meminimalkan energi dengan lebih dari 2500 tumpukan panas bumi didorong melalui
dasar danau buatan, seluruh luas air danau dan tanah dibawahnya untuk
pra-keren(musim panas) dan pra-hangat ( musim dingin) yang sistem pendingin
udara untuk kedua teratai dan bangunan 2 lantai di bawag danau. dan juga mode
campuran ventilasi alammi menggunakan menguapkan pendinginan dari permukaan
danau untuk mendorong cerobong termal dalam pod bunga utama.
Contoh pekerjaan yang berdampak negative pada lingkungan:
Banjirnya kota jakarta
merupakan akibat dari sitem pembangunan-pembangunan di jakarta yang tidak
memikirkan lingkungan, hal tersebut marupakan akibat dari lingkungan yang
seharusnya merupakan daerah hijau atau daerah resapan air namun di jadikan
gedung-gedung tinggi seperti apartemen, mall dan perkantoran banyak di jakarta
sehingga tidak adanya tempat lagi untuk resapan air.
Contoh studi kasusnya
ialah bangunan green arsitektur, yang tidak menciptakan tema green itu sendiri.
Contohnya, bangunan di Kemang, yang seharusnya bangunan dibangun 20 % dan
memiliki lahan terbuka hijau 80 %. Namun saat ini kemang menjadi kawasan area
bisnis yang sensasional, yang hanya memiliki lahan terbuka hijau menjadi 20%,
dan umumnya penuh dengan bentuk masif yang hanya mengejar estetika belaka.
(Pop Hotel Kemang)
Akibat dari
pembangunan yang kurang memerhatikan lahan terbuka hijau dan lahan resapan air,
menagakibatkan banjir pada kawasan lainnya yangpastinya merugikan lingkungan
sekitarnya.
http://hendriologi.blogspot.co.id/2010/11/arsitektur-biologis-kontemporer.html
http://toplintas.com/lotus-building-bangunan-unik-bunga-teratai/