Bangunan Hemat Energi

Minggu, 02 Oktober 2016

Nama:       Saskia Ramadhani Hadi

NPM:         26315414

Kelas:        1TB03

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Teknik Arsitektur
Tahun Ajaran 2015/2016

Teori Dasar Desain Bangunan Hemat Energi

1.  Kenyamanan Thermal
Suatu tindakan yang mengharuskan para perancang dapat mengontrol masuknya cahaya alami yakni matahari sesuai dengan kebutuhannya. Dengan begitu bangunan yang berada di iklim dingin bisa menyerap masuknya cahaya matahari sebagai penghangat ruangan. Namun untuk bangunan yang berada di iklim panas tetap membutuhkan masuknya cahaya matahari secukupnya.

2.  Kenyamanan Visual
Bagaimana bangunan dapat mengontrol cahaya matahari yang masuk sebagai penerangan alami.

3.  Kontrol Lingkungan Pasif
Agar kenyamanan thermal dan visual mampu dicapai, maka memanfaatkan seluruh potensi iklim setempat yang dikontrol dengan elemen – elemen bangunan (atap, dinding, lantai, pintu, jendela, aksesoris, lansekap) yang dirancang tanpa menggunakan energi (listrik).

 4. Kontrol Lingkungan Aktif 

Agar kenyamanan thermal dan visual mampu dicapai, maka memanfaatkan seluruh potensi iklim yang ada dan dirancang dengan bantuan teknologi maupun instrumen yang menggunakan energi (listrik).

5. Kontrol Lingkungan Hibrid
Agar bangunan hemat energi dapat diwujudkan dengan maksimal maka kombinasi kenyamanan thermal dan visual dengan pasif dan aktif adalah tindakan yang tepat.

Contoh Bangunan Hemat Energi

Building and Construction Academy (BCA)

    Salah satu bangunan yang hemat energy adalah Building and Construction Academy (BCA). Gedung ini juga disebut dengan zero energy building (ZEP) atau bangunan nol energi.
    Mengapa bisa disebut bangunan nol energi? Karena bangunan yang dirancang oleh DP Architect itu menghasilkan energi yang dibutuhkan sehari hari dengan panel surya. Gedung ini juga memanfaatkan air hujan untuk digunakan sebagai toilet. Pencahayaan alami bisa dirasakan hampir di setiap sisi bangunan. Dengan begitu bisa menghemat energi listrik untuk penggunaan pencahayaan buatan atau lampu.

Contoh Bangunan Tidak Hemat Energi


(Margo City Mall)

(Margo Hotel)

    Sepertinya sangat mudah menemukan bangunan tidak hemat energi maupun bangunan yang kurang sadar akan energi yang dipakai di sekitar kita. Contohnya bisa kita lihat gedung gedung tinggi perkantoran, mall, maupun hotel yang sudah banyak dibangun namun kurang memerhatikan pentingnya menghemat energi. Bangunan seperti itu terlalu banyak menggunakan energi listrik yang digunakan untuk lampu, ac dan alat eletktronik lainnya yang berada di gedung tersebut. Perkantoran di ibu kota Jakarta memerlukan energi listrik sebanyak 240 kWh/m2, mall 297 kWh/m2 sedangkan hotel 293 kWh/m2.
    Secara global, bangunan menghabiskan sekitar 40 persen energi dan sumber daya dunia. Fakta tersebut membuat gedung sebagai salah satu pengguna energi terbesar. Karena itu sudah selayaknya bila penghematan energi itu dimulai.


0 komentar:

Posting Komentar