Nama: Saskia Ramadhani Hadi
NPM: 26315414
Kelas: 1TB03
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Teknik Arsitektur
Tahun Ajaran
2015/2016
I.I
Internalisasi belajar dan spesialisasi:
Pengertian Pemuda
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan
konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan
pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat
pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda
sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan
menguasai masa depan.
Ada
beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat,
antara lain:
a.
Kemurnian idealismenya
b.
Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan
yang baru
c.
Semangat pengabdiannya
d.
Sepontanitas dan dinamikanya
e.
Inovasi dan kreativitasnya
f.
Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g.
Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya
yang mandiri
h.
Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap
dan tindakanya dengan kenyataan yang ada
Pengertian Sosialisai
Sosialisasi adalah proses mempelajari dan
menanamkan suatu nilai, norma, peran, dan pola perilaku dari satu generasi ke
generasi lain dalam sebuah kelompok atau masyarakat agar dapat berpartisipasi
dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan proses itu, individu akan mengetahui dan
menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran status masing-masing dan
kebudayaan suatu masyarakat Beberapa sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan
(role theory) karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus
dijalankan oleh individu.
Internalisasi Belajar dan
Sosialisasi
Internalisasi adalah perubahan dalam masyarakat. Sedangkan
Sosialisasi adalah suatu peroses yang mempelajari tentang norma – norma
masyarakat yang akan membentuk kepribadiannnya dilingkungan masyarakat. Jadi
jika tidak adanya Internalisasi dan Sosialisasi didalam lingkungan masyarakat.
Maka tidak akan ada perubahan dilingkungan itu.
Proses Sosialisasi
1)
Preparatory Stage
Tahap
ini merupakan tahap persiapan seorang anak untuk memperoleh pemahaman tentang
dirinya. Seorang anak akan melakukan kegiatan meniru secara tidak sempurna.
Orang-orang di lingkungan keluarga si anak sangat berperan dalam proses
peniruan yang belum sempurna.
2)
Play stage (Tahap Meniru)
Dalam
tahap ini anak mengembangkan kemampuannya untuk melihat diri sendiri.
Kegiatannya tidak konsisten, tidak terorganisasir, peranan berganti-ganti,
karena belum ada konsepsi yang terpadu mengenai dirinya.
Pada
tahap meniru, seorang anak mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang
berada di sekitarnya. Ia mulai menirukan peranan yang dijalankan oleh orang
tuanya atau orang dewasa lain yang sering berinteraksi dengannya. Misalnya,
anak mulai dapat bermain masak-masakan bersama beberapa orang teman atau dengan
bonekanya.
3)
Game stage (Tahap Siap Bertindak)
Berbeda
dengan play stage, di sini ada himpunan yang terorganisir. Anak harus sudah
mengetahui posisinya dalam konteks yang lebih luas dan memberikan tanggapan
terhadap harapan-harapan orang lain; individu sudah mampu menghubungkan dirinya
dengan komunitas di mana ia menjadi anggotanya.
Pada
tahap ini seorang anak tidak hanya mengetahui peranan yang harus dijalankannya.
Akan tetapi, ia telah mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain.
Dalam kondisi ini, kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat.
4)
Generalized other (Tahap Penerimaan Norma Kolektif)
Yaitu
kemampuan anak untuk mengabstraksikan peran-peran dan sikap-sikap dari
significant othernya serta menggeneralisasikannya untuk semua orang, termasuk
dirinya. Tahap ini menunjukkan bahwa seorang anak telah mampu mengambil peran
semua pihak yang terlibat dalam proses sosialisasi. Ia telah mampu berinteraksi
dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami perannya sendiri serta
peran orang lain dalam suatu interaksi.
Peranan Sosial Mahasiswa
dan Pemuda di Masyarakat
Pada masa 1990 sampai 2000-an demonstrasi masih marak di berbagai
tempat. Pada masa itu mahasiswa dan pemuda menyebutkan dirinya sebagai Gerakan
Moral. Sedangkan pada mahasiswa yang lain gerakan mahasiswa menyebutkan dirinya
sebagai gerakan Politik. Mahasiswa menjadi pecah dan terkadang pragmatis. Tidak
menjadi rahasia umum lagi mahasiswa dibayar untuk berdemonstrasi. Sebelum terlalu
jauh meneropong peranan mahasiswa di luar kampus walaupun klise sebaiknya kita mesti
ingat bahwa tugas utama mahasiswa dan pemuda adalah belajar di sekolah/kampus.
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan
peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa
karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya
nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh
kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
I.2 Pemuda dan Identitas
Pola Dasar Pembinaan dan
Perkembangan Generasi Muda
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta
dan berkepentingan dalam penangannya benar-benar menggunakannya dan terpadu
serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola
dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berdasarkan :
1.
Landasan Idiil : Pancasila
2.
Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945
3.
Landasan Strategi : Garis-Garis Besar Haluan Negara
4.
Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
5.
Landasan Normatif : Tata Nilai Ditengah Masyarakat.
Pengertian Pokok Pembinaan
dan Pengembangan Generasi Muda
Generasi Muda Sebagai Subyek Pembinaan dan Pengembangan
Mereka
yang memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri
dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan
berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
Generasi Muda Sebagai Obyek Pembinaan dan Pegembangan
Mereka
yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi
dan kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap
mandiri yang melibatkan secara fungsional.
Masalah – Masalah Generasi
Muda
Berbagai permasalahan generasi yang muncul pada saat ini antara lain :
a. Menurunnya
jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan masyarakat, termasuk
jiwa pemuda.
b. Kekurangpastian
yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum
seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik formal dan informal. Tinggimya jumlah putus sekolah yang tidak
hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan bangsa.
d. Kekurangan
lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah
pengangguran dikalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya produktivitas
nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan
berbagai problem sosial lainnya.
e. Kurangnya
gizi yang menghambat perkembangan kecerdasan, dan pertumbuhan.
f. Masih
banyaknya perkawinan dibawah umur.
g. Pergaulan
bebas yang membahayakan sendi-sendi moral bangsa.
h. Merebaknya
penggunaan NAPZA dikalangan remaja.
i. Belum
adanya peraturanm perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dalam rangka memecahkan permasalahan generasi muda diatas, diperlukan usaha-usaha
terpadu, terarah dan berencana dariseluruh potensi nasional dengan melibatkan
generasi muda sebagai subjek pembangunan. Organisasi- organisasi pemuda yang telah
berjalan baik merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan
pembangunan nasional.
Potensi – Potensi Generasi
Muda:
a.
Idealisme dan Daya Kritis
Secara
sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat
melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.
Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa
tanggung jawab yang seimbang.
b.
Dinamika dan Kreativitas
Adanya
idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan
dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan,
pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan
yang baru.
c. Keberanian Mengambil
Resiko
Perubahan
dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset,
terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin
memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang
mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan
keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk
berani mengambil resiko.
d. Optimis dan Kegairahan
Semangat
Kegagalan
tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan
semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba
lebih maju lagi.
e. Sikap Kemandirian dan
Disiplin Murni
Generasi
muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap
kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya
agar mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.
f. Terdidik
Walaupun
dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti
kualitatif maupun dalam arti kuantitatif, generasi muda secara relatif lebih
terpeljar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi
pendahulunya.
g. Keanekaragaman dalam
Persatuan dan Kesatuan.
Keanekaragaman
generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita.
Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan
eksklusif. Akan tetapi, keanekaragaman masyarakat Indonesia merupakan potensi
dinamis dan kreatif jika ditempatkan dalam kerangka integrasi nasional yang
didasarkan pada semangat sumpah pemuda serta kesamaan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika.
h. Patriotisme dan
Nasionalisme
Pemupukan
rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara
dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan
mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan
mempertahankan NKRI dari segala bentuk ancaman. Dengan tekad dan semangat ini,
generasi muda perlu dilibatkan dalam setiap usaha dan pemantapan ketahanan dan
pertahanan nasional.
i. Sikap Kesatria
Kemurnian
idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung
jawab sosial yang tinngi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan
dikalangan generasi muda Indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan
keadilan bagi masyarakat dan bangsa.
j. Kemampuan
Penguasaan Ilmu dan Teknologi
Generasi
muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka
pengembangan
ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai
Transformator dan Dinamisator terhadap lingkungannya yang lebih terbelakang
dalam ilmu dan pendidilkan serta penerapan teknologi, baik yang maju, maupun
yang sederhana.
Tujuan Pokok Sosialisai
Sosialisasi mempunyai tujuan sebagai
berikut :
- Memberikan keterampilan kepada seseorang
untuk dapat hidup bermasyarakat
-
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif
- Membantu mengendalikan fungsi-fungsi
organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
- Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada di masyarakat.
I.3 Perguruan dan
Pendidikan
Cara Mengembangkan Potensi
Generasi Muda
Cara mengembangkan potensi generasi muda:
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan
(keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi
secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang
dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan
norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok
khususnya dan pada masyarakat umumnya.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan yang sesuai dengan prosedur pendidikan itu sendiri
Pengertian Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang
diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian (UU 2 tahun 1989, pasal 16, ayat (1))
Alasan Mengapa Mengenyam
Pendidikan Tinggi
Alasan saya mengenyam pendidikan tinggi karena sekolah adalah tempat
saya menimba ilmu yang tidak saya dapatkan di lingkungan keluarga. Dengan masuk di pendidikan tinggi, tentunya saya
mendapatkan ilmu agar saya bisa menggapai cita cita saya dan berbagi ilmu yang
saya dapatkan di pendidikan tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar