Eksperimen Kota Virtual: Peran Kritis untuk Membayangkan Desain

Selasa, 27 Desember 2016

Nama:       Saskia Ramadhani Hadi

NPM:         26315414

Kelas:        2TB05

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Teknik Arsitektur
Tahun Ajaran 2015/2016


          Eksperimen kota virtual adalah pendekatan desain untuk mengkatalisasi tindakan dalam konteks cepat munculnya tantangan yang mengganggu bangunan dan kehidupan kota. Eksperimen virtual ini memberikan sedikit gabungan kontemporer antara virtual dengan digital atau online. Terlepas dari penggunaan teknologi yang ada sekarang, virtual disini justru berkaitan tentang membangkitkan kemampuan kritis yang dimiliki manusia untuk membuat konsep realitas alternatif, guna membayangkan dan mengeksplorasi hubungan antara sosial, fisik, dan teknologi dimana berkembang dalam kehidupan sehari-hari. 
 
          Setiap hari manusia menghadapi perubahan yang tidak berhenti. Landes mengungkapkan bahwa revolusi industri yang ada sekarang sudah berbeda jauh dengan 80-100 tahun lalu. Dijelaskan pula bahwa respon terhadap perubahan iklim antropogenik menjadi cepat serta fundamental, dimana melibatkan transformasi teknologi serta sebagai gaya hidup dan praktik sosial.
 
          Di Universitas Melbourne, Victorian Eco-innovation Lab (VEIL) memiliki dua program kegiatan desain telah mengeksplorasi dan menyempurnakan untuk virtual eksperimen dimana berkaitan dengan bayangan desain ditujukan untuk mendorong inovasi yang cepat. Eco-Acupuncture (EcoA) merupakan program yang sudah berjalan selama 6 tahun dan ’Visions and Pathways 2040’ (VP2040) menjadi program yang berjalan selama 4 tahun. Fokus kedua program tersebut adalah pada kehidupan urban dan kota, dimana mencerminkan konsensus yang berkembang bahwa ini mungkin konteks kritis di mana sosial, budaya dan transformasi teknologi dari ekonomi 'post-karbon' akan dinegosiasikan.

  Ini bukan hanya masalah teknologi namun lebih kepada semata-mata sosial, ekonomi atau tantangan pemerintahan; mengatasi perubahan iklim memerlukan sistem yang berbeda secara fundamental, struktur dan praktek di semua daerah gabungan. Lebih dari setengah populasi di dunia berkontribusi terhadap produksi global gas rumah kaca dari kota diperkirakan mecapai hingga 75%, meskipun mereka hanya menempati sekitar 2% dari luas lahan global.
  Jadi pendekatan yang dimaksud dalam pembahasan ini ada 3 macam, yaitu:
1. Suatu inspirasi desain yang bertujuan untuk menggantikan batasan apa yang diperbolehkan, yang diinginkan dan kemungkinan untuk kondisi dan sistem di masa depan.
2. Suatu perubahan yang menghasilkan diskusi tentang bagaimana bukan seperti bangunan biasa di masa depan mungkin akan terungkap.
3. Suatu pendekatan yang dimaksudkan untuk membangun konstituennya agar segera terealisasikan.
  Tujuan desain ini adalah agar meningkatkan sistem arsitektur yang baru seperti mendistribusikan air, pangan, energy, tempat tinggal, dll. Untuk ECOA dan VP2040 itu dianggap penting oleh dewan perwakilan rakyat bahwa desain ini harus rendah akan biaya dan tidak boleh gagal terhadap resiko yang akan didapatkannya nanti. Visi berjangka transformative adalah proses yang sulit, lebih lagi bagi orang orang yanpa pengalaman membangun dengan scenario yang sistematis. Salah satu tantangan yang sering muncul adalah mengatasi masa depan yang tidak terduga dan perubahan alam yang tidak menentu. 
  Dari pengalaman ECOA dan proyek VP2040, jelas bahwa konsepsi masyarakat masa depan mencerminkan persepsi mereka tentang bagaimana dunia bekerja dan bagaimana tingkat perubahan dapat terjadi. Proses visi VEIL sering mengungkapkan kecenderungan peserta untuk proyek status-quo (pembangunan seperti biasa) baik di luar umur layak nya. Desain visi membantu untuk mengkatalisasi istirahat kognitif dari sekarang.
  Virtual eksperimen mencapai dua hasil penting yang relevan untuk memungkinkan transformasi radikal dari sistem kota. Sekilas dapat membuat eksplisit perubahan sekelompok orang tertentu bagaimana mereka terkait untuk menyajikan kondisi dan pemahaman tantangan masa depan. Virtual eksperimen dapat menciptakan pengalaman dari masa depan untuk pengembang dan peluang dan ruang untuk eksperimen fisik yang nyata.

Arsitektur Biologis

Minggu, 06 November 2016

Nama:       Saskia Ramadhani Hadi

NPM:         26315414

Kelas:        1TB03

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Teknik Arsitektur
Tahun Ajaran 2015/2016

PENGERTIAN ARSITEKTUR BIOLOGIS

Arsitektur biologis secara umum adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan lingkungannya yang memperhatikan kesehatannya.

Istilah arsitektur biologis diperkenalkan oleh beberapa ahli bangunan, antara lain Prof. Mag.arch, Peter Schmid, Rudolf Doernach dan Ir. Heinz Frick. Arsitektur bilogis sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, sebab nenek moyang kita sudah menerapkan konsep dasar arsitektur biologis dengan membangun rumah adat di daerahnya masing masing tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.

Dalam merancang arsitektur biologis kita harus mengetahui pentingnya pendekatan ekologis seperti ramah lingkungan, menjaga kelangsungan ekosistem, menggunakan energi yang efisien, memanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui secara efisien, menekanan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan daur ulang dalam membangun lingkungan akan turut meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Contoh pekerjaan yang berdampak positif pada lingkungan:

Salah satu aplikasi bangunan yang indah di cina adalah lotus building. Dimana bangunan ini berbentuk bunga teratai.


(Exterior Lotus Building)


(Interior Lotus Building)

Bangunan ini dirancang untuk meminimalkan energi dengan lebih dari 2500 tumpukan panas bumi didorong melalui dasar danau buatan, seluruh luas air danau dan tanah dibawahnya untuk pra-keren(musim panas) dan pra-hangat ( musim dingin) yang sistem pendingin udara untuk kedua teratai dan bangunan 2 lantai di bawag danau. dan juga mode campuran ventilasi alammi menggunakan menguapkan pendinginan dari permukaan danau untuk mendorong cerobong termal dalam pod bunga utama.



Contoh pekerjaan yang berdampak negative pada lingkungan:

Banjirnya kota jakarta merupakan akibat dari sitem pembangunan-pembangunan di jakarta yang tidak memikirkan lingkungan, hal tersebut marupakan akibat dari lingkungan yang seharusnya merupakan daerah hijau atau daerah resapan air namun di jadikan gedung-gedung tinggi seperti apartemen, mall dan perkantoran banyak di jakarta sehingga tidak adanya tempat lagi untuk resapan air.
Contoh studi kasusnya ialah bangunan green arsitektur, yang tidak menciptakan tema green itu sendiri. Contohnya, bangunan di Kemang, yang seharusnya bangunan dibangun 20 % dan memiliki lahan terbuka hijau 80 %. Namun saat ini kemang menjadi kawasan area bisnis yang sensasional, yang hanya memiliki lahan terbuka hijau menjadi 20%, dan umumnya penuh dengan bentuk masif yang hanya mengejar estetika belaka.


(Pop Hotel Kemang)

Akibat dari pembangunan yang kurang memerhatikan lahan terbuka hijau dan lahan resapan air, menagakibatkan banjir pada kawasan lainnya yangpastinya merugikan lingkungan sekitarnya.


(Banjir Pop Hotel Kemang)

Sumber:

http://hendriologi.blogspot.co.id/2010/11/arsitektur-biologis-kontemporer.html
http://toplintas.com/lotus-building-bangunan-unik-bunga-teratai/

Bangunan Hemat Energi

Minggu, 02 Oktober 2016

Nama:       Saskia Ramadhani Hadi

NPM:         26315414

Kelas:        1TB03

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Teknik Arsitektur
Tahun Ajaran 2015/2016

Teori Dasar Desain Bangunan Hemat Energi

1.  Kenyamanan Thermal
Suatu tindakan yang mengharuskan para perancang dapat mengontrol masuknya cahaya alami yakni matahari sesuai dengan kebutuhannya. Dengan begitu bangunan yang berada di iklim dingin bisa menyerap masuknya cahaya matahari sebagai penghangat ruangan. Namun untuk bangunan yang berada di iklim panas tetap membutuhkan masuknya cahaya matahari secukupnya.

2.  Kenyamanan Visual
Bagaimana bangunan dapat mengontrol cahaya matahari yang masuk sebagai penerangan alami.

3.  Kontrol Lingkungan Pasif
Agar kenyamanan thermal dan visual mampu dicapai, maka memanfaatkan seluruh potensi iklim setempat yang dikontrol dengan elemen – elemen bangunan (atap, dinding, lantai, pintu, jendela, aksesoris, lansekap) yang dirancang tanpa menggunakan energi (listrik).

 4. Kontrol Lingkungan Aktif 

Agar kenyamanan thermal dan visual mampu dicapai, maka memanfaatkan seluruh potensi iklim yang ada dan dirancang dengan bantuan teknologi maupun instrumen yang menggunakan energi (listrik).

5. Kontrol Lingkungan Hibrid
Agar bangunan hemat energi dapat diwujudkan dengan maksimal maka kombinasi kenyamanan thermal dan visual dengan pasif dan aktif adalah tindakan yang tepat.

Contoh Bangunan Hemat Energi

Building and Construction Academy (BCA)

    Salah satu bangunan yang hemat energy adalah Building and Construction Academy (BCA). Gedung ini juga disebut dengan zero energy building (ZEP) atau bangunan nol energi.
    Mengapa bisa disebut bangunan nol energi? Karena bangunan yang dirancang oleh DP Architect itu menghasilkan energi yang dibutuhkan sehari hari dengan panel surya. Gedung ini juga memanfaatkan air hujan untuk digunakan sebagai toilet. Pencahayaan alami bisa dirasakan hampir di setiap sisi bangunan. Dengan begitu bisa menghemat energi listrik untuk penggunaan pencahayaan buatan atau lampu.

Contoh Bangunan Tidak Hemat Energi


(Margo City Mall)

(Margo Hotel)

    Sepertinya sangat mudah menemukan bangunan tidak hemat energi maupun bangunan yang kurang sadar akan energi yang dipakai di sekitar kita. Contohnya bisa kita lihat gedung gedung tinggi perkantoran, mall, maupun hotel yang sudah banyak dibangun namun kurang memerhatikan pentingnya menghemat energi. Bangunan seperti itu terlalu banyak menggunakan energi listrik yang digunakan untuk lampu, ac dan alat eletktronik lainnya yang berada di gedung tersebut. Perkantoran di ibu kota Jakarta memerlukan energi listrik sebanyak 240 kWh/m2, mall 297 kWh/m2 sedangkan hotel 293 kWh/m2.
    Secara global, bangunan menghabiskan sekitar 40 persen energi dan sumber daya dunia. Fakta tersebut membuat gedung sebagai salah satu pengguna energi terbesar. Karena itu sudah selayaknya bila penghematan energi itu dimulai.


Keterkaitan Film Facing The Giants Dengan SAP

Rabu, 25 Mei 2016

Nama:       Saskia Ramadhani Hadi

NPM:         26315414

Kelas:        1TB03

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Teknik Arsitektur
Tahun Ajaran 2015/2016

Manusia, tanggung jawab serta pengabdian

Grant taylor di berikan kepercayaan oleh sebuah sekolah untuk melatih siswa siswa bermain football . dan dia di berikan tanggung jawab oleh sekolah untuk membawa nama baik sekolah , dan harus memenangkan kejuaraan musim ini .

Grant taylor berusaha untuk melatih murid muridnya agar bisa memenangkan kejuaraan musim ini , tapi kenyataan ini tidak seperti apa yang diharapkan oleh Grant Taylor dan pihak sekolah lain nya . Grant Taylor gagal melatih murid murid nya  dan dia juga sudah menghilangkan tanggung jawab dia sebagai pelatih .

Kekalahan itu awalnya sangat di maklumi oleh pihak sekolah, akan tetapi kekalahan itu terus kembali berulang, sampai pada akhirnya pihak sekolah mulai muak dengan Grant karna tidak sungguh sungguh melatih timnya . Setelah mendengar rapat pihak sekolah dan orang tua murid, akhirnya Grant Taylor sadar bahwa ia mempunyai tanggung jawab kepada sekolah agar sekolah bisa memenangkan kejuaraan musim ini .

Grant taylor mulai berfikir agar tim football nya menang pada musimm ini dan dia akan membuktikan kepada sekolah bahwa dia mempunyai rasa tanggung jawab kepada sekolah dan pengabdiannya  terhadap sekolah. Akhirnya tanggung jawab itu di buktikan dengan kerja keras oleh Grant Taylor kepada sekolah bahwa dia bisa memenangkan kejuaraan musim ini.


Bila kita di beri tanggung jawab oleh orang lain , kita harus membuktikan bahwa kita bisa menjaga kepercayaan seseorang itu dengan tidak mengecewakannya. Karena jika kita tidak berusaha untuk menjaga kepercayaan itu, maka orang yang sudah memberi tanggung jawab kepada kita akan sulit memberikan kepercayaan kepada kita lagi sekecil apapun itu.

Review Film Facing The Giants

Nama:       Saskia Ramadhani Hadi

NPM:         26315414

Kelas:        1TB03

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Teknik Arsitektur
Tahun Ajaran 2015/2016


Film ini menceritakan kehidupan seorang pelatih american football di sebuah SMU kristiani (Shiloh eagles) bernama Grant Taylor. Selama 6 tahun kepelatihannya, sekolah ini belum pernah memenangi sebuah musim kompetisi. Bahkan dalam beberapa pertandingan terakhir selalu berakhir dengan kekalahan. Hal ini menyebabkan pihak sekolah mulai meragukan kemampuannya melatih dan ingin menggantikan posisinya dengan orang lain. Selain itu, dia ia mengalami berbagai masalah dalam hidupnya, mulai dari mobil yang sering mogok, gaji yang pas-pasan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, dia divonis susah memiliki anak oleh dokter, dan tentunya, karir kepelatihannya yang terancam berakhir.


Di tengah kebingungan dan ketakutannya menghadapi masalah-masalah nya itu, dia datang kepada Tuhan. Dia menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Selain itu dia mengubah semua filosofi tim nya termasuk filosofi hidupnya, yaitu apa yang dilakukan tidak lagi berfokus pada dirinya sendiri, melainkan 100% berfokus pada Tuhan, dalam segala hal, dengan apa yang dapat dilakukan, dengan apa yang dimiliki. Perjalanan spiritual yang terjadi dalam dirinya dan keberanian untuk percaya dengan Tuhan membuatnya mampu membuat semangat baru di tim nya.

Perlahan tapi pasti, dibawa bimbingan dari Tuhan, tim yang baru ini memperoleh kemenangan demi kemenangan dan akhirnya dapat menjuarai kejuaraan dengan mengalahkan tim Giants, sang juara bertahan yang memenangkan kejuaraan itu selama 3 tahun berturut turut dan memiliki jumlah pemain 3x lipat lebih banyak dari tim eagles.


Selain di kejuaraan, filosofi yang dibawa sang pelatih ternyata membawa perubahan yang positif terhadap semua anggota tim nya. Banyak pemain yang berhasil mengalahkan masalah-masalah (giants) mereka masing-masing, seperti David childers (sang penentu kemenangan tim) yang berhasil mengalahkan giants yang bernama kegagalan, Brock (sang kapten) yang berhasil mengalahkan giant nya yang bernama ketidak percayaan diri, dll. Sang pelatih pun perlahan tapi pasti dapat mengatasi masalah-masalah yang selama ini membuat dia pusing tujuh keliling. Yang lebih istimewa lagi, dalam kuasa Tuhan, sang pelatih mendapatkan anugerah yang luar biasa dari Dia. Grant taylor yang divonis susah memiliki anak dianugerahi Tuhan dua orang anak pada akhir cerita.

Referensi:https://paulines.wordpress.com/2008/09/17/facing-the-giant-menghadapi-“raksasa”/